Kamis, 22 Juli 2010

Teknik penyehatan Lingkungan

KAJIAN PROGRAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKOTAAN STUDI KASUS PENGELOLAAN IPAL MARGASARI BALIKPAPAN





Pendahuluan
Wastewater treatment plant (WWTP) atau fasilitas pengolahan limbah cair adalah fasilitas yang bertujuan untuk mengurangi gangguan atau bahaya bagi masyarakat dan mencegah pencemaran yang disebabkan oleh limbah cair.
Penyediaan prasarana lingkungan menjadi hal utama yang dalam mendukung tempat tinggal. Salah satu dampak pertumbuhan penduduk adalah penyediaan prasarana sanitasi yang tidak berimbang dengan perkembangan yang ada. Salah satu produk akhir dalam pemakaian air dalam kehidupan yang paling besar adalah air limbah. Rumah tangga merupakan penyumbang terbesar air limbah dalam pencemaran lingkungan dan diperkirakan mencapai 75%. Akibat dari pembuangan air limbah tidak pada tempatnya adalah timbulnya beberapa penyakit.
Di Indonesia pelayanan umum pengelolaan air limbah masih rendah. Hanya didaerah perkotaan yang mempunyai akses fasilitas air limbah yang sudah cukup baik. Di kota Balikpapan pembenahan infrastruktur kotanya yang berlangsung mulai tahun 1995 sampai tahun 2000 melalui program P3KT yaitu dengan KUDP (Kalimantan Urban Development Project).
Salah satu komponenya yaitu perbaikan terhadap prasarana sanitasi lingkungan perkotaan antara lain: pembuatan tempat MCK, jamban keluarga, septic tank communal, pembuatan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dan Lindi (IPLTL) di TPA Manggar dan pembuatan Pilot Project jaringan air limbah perkotaan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kelurahan Manggasari Kecamatan Balikpapan Barat.
Pembanguna jaringan ini merupakan proyek percontohan, karena belum pernah ada system sanitasi  seperti ini sebelumnya. Sebagai proyek percontohan adalah memberikan contoh nyata dalam rangka mendidik masyarakat untuk berprilaku sehat, terutama dalam pembuangan kotoran dan yang bersangkutan dengan limbah cair domestic.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja program pengelolaan air limbah dengan fasilitas jaringan IPAL secara teknis, kelembagaan, manejemen dan respon/peran, dan memberikan informasiyang akurat mengenai tanggapan masyarakat melalui persepsi dan sikap masyarakat terhadap pelayanan pengolahan air limbah berfasilitas IPAL.

Landasan teori
Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan pendekatan Case-Study, yaitu berusaha menjelaskan operasional program untuk diketahui oleh para partisipan (sebagai evaluasi terhadap kebijakan setelah kejadian). Untuk pengembangan pengolahan air limbah perkotaan, menurut Gittinger dalam Soekartani (1991), tujuh aspek yang diperhatikan yaitu : teknis, kelembagaan dan manajerial, social, komersial, financial, ekonomi, dan lingkungan.
Mengenai persepsi masyarakat ada tiga factor pengaruh (Siagian,1995) yaitu : karakteristik individual orang tersebut, sasaran atau objek persepsi itu sendiri (dalam hal ini keberadaan program pengelolaan air limbah dengan IPAL), dan situasi (menyangkut tanggapan terhadap keberadaan program dengan situasi dan kondisi rumah atau bangunannya.

Hasil Penelitian yang dilakukan
1.                  kinerja pengelolaan air limabah
Kapasitas yang terpasang pada IPAL Margasari yaitu 800 m3/hari, dengan perhitungan kemampuan pelayanan dimana asumsi konsumsi penggunaan  air rata-rata per hari 110-150 liter/orang dengan jumlah pengguna dalam satu rumah 6 orang, sehingga produksi limbah berkisar 0,66-0,9 m3/hari. Berdasarkan hasil penggunaan di Kelurahan Margasari yang penggunaan airnya 65% dibawah 15 m3/bulan dan 35% rata-rata adalah 15-30 m3/bulan, maka sebenarnya IPAL ini cukup mampu mengolah sampai dengan 1500 sambungan rumah.
Jangkauan pelayanan IPAL Margasari dapat dibagi dalam tiga zone, : zona I : kawasan antara Jalan Pandan Sari, Jalan Semoi dengan jalan Letjen. Suprapto. Kawasan ini terdiri dari 51,84% perdagangan, 34,31% pemukiman dan sisanya rawa/tanah kosong. Zona II : kawasan sekitar Jalan Pandan Wangi dan Pandan Arum. Kawasan ini terdiri dari 31,44%  perdagangan, 36,60% pemukiman dan 31,96% rawa/tanah kosong. Zona III : kawasan sekitar jalan Sepaku. Kawasan ini terdiri dari 93,75% pemukiman dan sisanya adalah rawa/tanah kosong dan pantai.
Dengan jumlah rumah tangga yang terlayani jaringan IPAL ini sebanyak 1200 rumah, berarti 75% kawasan pemukiman terlayani fasilitas IPAL Margasari.
Cara penyambungan bagi calon pelanggan adalah dengan melengkapi administrasi yang ditentukan dan akan dilakukan peninjauan ke lokasi calon pelanggan. Setelah dievaluasi dan memungkinkan dilakukan penyambungan. Penyambungan pipa pembuangan dilakukan pada saluran WC, kamar mandi dan dapur. Jika terjadi gangguan atau masalah yang ditimbulkan yang berkaitan dapat melakukan pengaduan pada Unit Pelayanan Pengaduan yang siap 24 jam. Sedangkan untuk pembayaran dilakukan atau dipungut bersamaan dengan pungutan rekening air minim.
Desain penolahan IPAL dirancang dengan memperhatikan karakteristik air limbah yang berada di wilayah pelayanan, untuk parameter utama biokimia BOD, limbah padat terlarut (SS) dan jumlah kandungan bakteri Califormi dengan target kualitas air buangan (effluent) yang sudah tidak mencemari lingkungan, yaitu < 25 mg/lt untuk BOD dan SS, serta< 50 MPN per 100 ml untuk Caliform. Berdasarkan pengamatan pencemaran telah mampu dikurangi dengan pesat.
Berdasarkan hasil pengamatan, perawatan fasilitas dan operasional berjalan dengan baik dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

2.                  persepsi masyarakat terhadap pelayanan IPAL Margasari
Persepsi umum mengenai pengolahan air limbah perkotaan
Persepsi umum di Kelurahan Margasari cukup menyadari manfaatnya terhadap kebersihan lingkungan permukimannya. Hal ini disebabkan karena permukiman yang padat menyebabkan kurangnya lahan pengelolaan limbah, dengan adanya IPAL ini mendapat respon positif dari masyarakat. Persepsi yang diberikan dalam hal kepentingan pengelolaan air limbah permukiman, alternative teknis pengelolaan air limbah, lembaga pengelola, legalitas pengelolaan sanksi dan antusias masyarakat terhadap pengelolaan air limbah rumahnya dengan jaringan IPAL.
Persepsi terhadap pelayanan fasilitas IPAL
·            persepsi terhadap kondisi sarana fasilitas IPAL
berdasarkan hasil kuisioner jaringan IPAL Margasari mendapat tanggapan Positif terhadap pelayanan dan fasilitas jaringan IPAL. Kelancaran saluran menjadi hal yang sangat penting terhadap penilaian, secara umum responden menyatakan pengalirannya lancer yaitu sekitar 78,75% atau 63 responden menyatakan lancer meskipun ada yang menyatakan ada macet yaitu sekitar 21,25%.
·            persepsi terhadap tetribusi jaringan air limbah dengan IPAL
perihal retribusi yaitu mengenai pembayaran, semua responden menyatakan ketaatan terhadap pembayaran. Persepsi ini meliputi tentang cara pembayaran yang mudah dan tidah ribet, dan besar tariff. Pada umumnya pembayaran lancer, namun kendala utama adalah pada mereka pada kondisi ekonominya memang kurang.
·            persepsi terhadap layanan petugas / pengelola UPT-IPAL
Berdasarkan hasil pengamatan, penilaian masyarakat atau responden menyatakan petugas telah melaksanakan pelayanan sebagaimana mestinya.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian, kinerja pengelolaan jaringan air limbah dengan IPAL pada umumnya dapat dinyatakan baik dan persepsi masyarakat juga memberikan tanggapan yang positif. Ini dikarenakan pilot project pembangunan jaringan IPAL tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kesiapan dan konsistensi dari pengelola yang baik sehingga pekerjaannya sesuai dengan rencana. Penyiapan kelembagaan dan legalitasnya secara dini memperlancar pelaksanaan instalasi. Yang terpenting adalah dukungan masyarakat yang cukup baik sehingga memperlancar dan menyukseskan program ini.
Pelajaran yang dapat diambil melalui pelaksanaan IPAL di kelurahan Margasari adalah Penyusunan suatu rencana dengan pendekatatan top down planning melalui pilot project dapat tepat sasaran dan berjalan baik. Dukungan dari pemerintah kota dalam hal legalisasi, pendanaan dan sumber daya manusia yang dipersiapkan secara dini dan konsistensi hal yang dominan dalam penyuksesan program ini. Hal yang terpenting adalah keterlibatan dan partisifasi masyarakat setempat yang menjadikan program berjalan lancer dan baik.




Beberapa buku-buku yang berkaitan