Rabu, 29 Oktober 2008
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Penelitian teoritis tentang radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme.
Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz. Gelombang elektromagnetik termsuk gelombang transversal.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik. Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h ialah konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J·s — dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.
Gelombang elektromagnetik
Yang termasuk gelombang elektromagnetik
Gelombang Panjang gelombang λ
gelombang radio 1 mm-10.000 km
infra merah 0,001-1 mm
cahaya tampak 400-720 nm
ultra violet 10-400nm
sinar X 0,01-10 nm
sinar gamma 0,0001-0,1 nm
Sinar kosmis tidak termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil dari 0,0001 nm.
Sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah, mempunyai frekuensi dan tingkat energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang gelombang kecil, ultra violet, sinar x atau sinar rontgen, dan sinar gamma, mempunyai frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.
Arah Induksi Magnetik
- Kaidah Tangan Kanan Ampere
“jika kawat lurus berarus berada antara
Induksi Manetik di sekitar Kawat Lurus
- Kawat lurus panjang takhingga
Bp = µ0 i
2πa
- Kawat lurus panjang tertentu
Bp = µ0 I (cosα – cosβ)
4πa
Ket.:
Bp = induksi magnetic pada suatu titik P (Wb/m2 atau Tesla)
µ0 = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/A m)
a = jarak titik P ke kawat berarus (m)
I = kuat arus (A)
Induksi Magnetk di sekitar Kawat Melingkar Berarus Listrik
Arah induksi magnet pada kawat melingkar berarus listrik.
- Induksi magnetic di suatu titik pada Sumbu kawat melingkar berarus
Bp = µ0 I a sin θ , sin θ = a/r ,maka
2r
Bp = µ0 i a2
2r
- Induksi magnetic di pusat kawat melingkar berarus
Bo = µ0 i
2r
Ket.:
Bp = induksi magnetic di titik P
Bo = induksi magnetic pada pusat lingkaran
a = jarak titik pusat dengan kawat melingkar(jari-jari) (m)
r =jarak titik P dengan kawat melingkar (m)
i = kuat arus
µ0 = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/A m)
Induksi Magnetik yang Diyimbulkan oleh Solenoida Berarus listrik
Solenoida merupakan kumparan kawat, pola garis
- Induksi magnetic di pusat Solenoida
Bo = µ0 i N
l
- Induksi magnetic di ujung-ujung Solenoida
Bp = BQ = µ0 i N
2 l
Ket.:
Bp= BQ = induksi magnetic di ujung Solenoida (Wb/m2 atau Tesla)
Bo = induksi magnetic pada pusat Solenoida (Wb/m2 atau Tesla)
l = panjang Solenoida (m)
N = jumlah lilitan Solenoida
i = kuat arus (A)
µ0 = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/A m)
Gaya Lorenz merupakan
Hubungannya
F = B . i . l sin θ
Penghantar menunjukkan membentuk sudut θ dengan arah
SIFAT MAGNETIK BAHAN
Berdasarkan respons bahan terhadap magnet, bahan yang dapat ditarik oleh magnet dikelompokkan menjadi :
- Bahan Feromagnetik
Merupakan bahan yang ditarik kuat oleh magnet. Contoh, besi, baja, nikel, cobalt, gadolinium.
- Bahan Paramagnetik
Merupakan bahan yang kurang kuat ditarik oleh magnet. Contoh, aluminium, platina, magnesium.
- Bahan Diamagnetik
Merupakan bahan yang tidak atau menolak garis-garis
Minggu, 26 Oktober 2008
TEORI KINETIK GAS
Energi kinetik sebuah molekul bergantung pada massa, dan total energi kinetik dari kumpulan molekul-molekulnya tergantung pada massa molekul-molekul penyusunnya.
Massa Molekul dan Pengertian Mol
Banyaknya atom karbon (partikel) dalam 12 g C – 12 disebut Bilangan Avogadro (NA). Hasil Percobaan menunjukkan nilai bilangan avogadro adalah 6,022 x 1023. Bilangan ini digunakan untuk mendifinisikan satuan ukuran banyaknya zat yang disebut dengan mole (disingkat mol)
Satu mol zat adalah banyaknya zat yang mengandung NA molekul (partikel)
Mol bukanlah massa, tapi ukuran banyaknya partikel. Dapat disimpulkan bahwa:
Bilangan Avogadro = NA = 6,022 x 1023
Molekul setiap mol = 6,022 x 1026 molekul/mol
Ket: mo =
M =
NA = bilangan Avogadro
Massa Molekul/massa atom (M) suatu zat adalah massa dalam kilogram dari satu kilomole zat.
Misal; atom Hidrogen (H) memiliki M = 1 kg/kmol, gas okisegen (O2) memiliki M = 32 kg/kmol, air (H2O) memiliki M = 18 kg/kmol.
Massa sebuah partikel (atom atau molekul) adalah perbandingan (atom atau molekul) dengan bilangan Avogadro.
1. PERSAMAAN UMUM GAS IDEAL
A. Penurunan Persamaan Umum Gas Ideal
Misalkan kita memiliki tertentu gas dalam tangki. Kita mengubah suhu mutlak T atau volume gas V. Kita temukan bahwa untuk gas apa saja, tekanan p berhubungan dengan suhu mutlak T dan volume V yang dapat dinyatakan dengan suatu persamaan. Selanjutnya persamaan itu kita sebut dengan persamaan gas ideal.
Persamaan umum gas ideal menjelaskan hubungan antara tekanan, suhu, dan volume suatu gas. Untuk membahas persamaan gas ideal, kita bahas terlebih dahulu hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gay – Lussac, dan hukum Boyle – Gay Lussac.
Hukum Boyle
Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas berbanding dengan volumenya.
p V = Konstan
p1 V1 = p2 V2
Hukum Charles
Jika tekanan gas dalam bejana tertutup dijaga tetap, maka volume gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.
V1 T2 = T1 V2
Hukum Gay – Lussac
Jika volume gas dalam bejana tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlanya
p1 T2 = T1 p2