Rabu, 17 Februari 2010

MATERIAL PENYUSUN JALAN

Section 1.01 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Material Penyusun Jalan”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat petunjuk, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak terkait yang telah mendukung baik moral, ide, dan material dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun dalam mendukung pelaksanaanya.

Bukit Jimbaran, Desember 2009

Penulis



BAB I. PENDAHULUAN

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

1. Digunakan untuk kendaraan bermotor

2. Digunakan oleh masyarakat umum

3. Dibiayai oleh perusahaan negara

4. Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan

Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. Dalam proses pembuatan jalan itu sendiri disebut dengan perkerasan jalan.

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain semen, aspal dan tanah liat.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.

(a)

(b) Perkerasan lentur(flexible pavement)

Gambar. Lapisan perkerasan lentur

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100 0C). Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa lapisan sebagai berikut

§ Lapisan permukaan

§ Lapisan Pondasi atas

§ Lapisan pondasi bawah

§ Lapisan tanah dasar

§

Perkerasan kaku (rigid pavement)

Gambar. Perkerasan kaku/rigid

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa dikelompokkan atas:

1. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang ataupun tanpa tulangan

2. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di Bandara.

BAB II. ISI

Section 1.03 LAPISAN PEKERJAAN JALAN

Berdasarkan bahan ikat, lapisan perkerasan jalan ada dua kategori:

1. Lapisan Perkerasan Lentur

2. Lapisan Perkerasan Kaku

(a) Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement )

Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.

Lapisan – lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebabkan beban lalulintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan – lapisan tersebut adalah :

Lapisan permukaan (surface coarse)

Lapisan pondasi atas (base coarse)

Lapisan pondasi bawah (sub-base coarse)

Lapisan tanah dasar (sub grade)

Gambar 5.1. Susunan perkerjaan perkerasan jalan

Lapisan Permukaan ( surface coarse)

Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas. Lapisan tersebut berfungsi sebagai berikut :

Lapisan perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.

Lapisan kedap air.

Air hujang yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan – lapisan tersebut.

Lapis aus.

Lapisan ulang langsung menderita gesekan akibat roda kendaraan.

Lapis – lapis yang menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya sehingga dapat dipukul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.

Lapisan permukaan berdasarkan fungsinya :

Lapis non structural, sebagai lapis aus dan kedap air.

Lapis structural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban roda.

Bahan – bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.

Pennggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air dan memberikan bantuan tenaga tarik yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalulintas.

Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaannya, umur rencana, serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar – besarnya dari biaya yang dikeluarkan.

Pondasi Atas ( base coarse )

Lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan jalan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah ( atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah )

Fungsi lapis pondasi adalah :

Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.

Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah

Bantalan terhadap lapisan permukaan

Bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban – beban roda.

Sebelum menentukan bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik – baiknya sehubungan dengan persyaratan teknis. Bermacam – macam bahan alam atau bahan setempat (CBR>/50%, PI<4%)>

Lapis pondasi bawah (sub-base coarse)

Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah ;

Menyebarkan beban roda ketanah dasar.

Efesiensi penggunaan material. Material pondasi bawah lebih murah dari pada lapisan diatasnya.

Lapis peresepan agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.

Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik kelapisan pondasi atas.

Bahannya dari bermacam-macam tanah setempat (CBR >/20%. PI <>

Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen Portland dalam beberapa hal sangat dilanjutkan agar dapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi pekerasan.

Tanah Dasar (Sub grade)

Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakkan bagian-bagian perkerasan lainnya.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat daya dukung tanah dasar.

Gambar. Tanah Dasar Berupa Galian

Gambar. Tanah Dasar Berupa Timbunan

Gambar. Tanah Dasar Berupa Asli

Memberikan lapisan kedap air diatas lapisan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan tidak boleh mempergunakan pasir kasar.

a. Konstruksi Macadam dipakai sebagai lapis pondasi.

Gambar. Pondasi Macadam

b. Konstruksi Telford

Konstruksi ini terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan diatasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata. Konstruksi Telford dipakai sebagai lapisan pondasi.

Gambar . Pondasi Telford

c. Japat

Jalan agregat padat tahan cuaca. Semua jenis jalan tanah (dapat menggunakan kerikil) yang dipadatkan.

d. Soil Cement

Campuran antara tanah setempat dengan semen dengan perbandingan berat 6% yang dipadatkan ditempat dengan tebal padat 15-20 cm.

e. Burtu (taburan aspal satu lapis)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam dengan tebal maksimum 2cm. Lapisan ini biasanya dipakai sebagai lapisan non structural.

f. Burda (taburan aspal dua lapis)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan agregat yang dikerjakan dua lapis secara berurutan dengan tebal padat maksimum 3,5 cm lapisan ini dipakai sebagai non structural.

g. Latasir (lapis tipis aspal pasir)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur , dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm. Lapisan ini dipakai sebagai non structural.

h. Buras (taburan aspal)

Lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8. Lapisan ini dipakai lapisan non structural.

i. Lapen (lapis penetrasi Macadam)

Lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan lapis diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen ini diberi taburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu 4-10 cm. lapisan ini dipakai sebagai lapisan permukaan structural.

j. Lasbutag

Lapisan yang terdiri dari campuran antara agregat asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal padat tiap lapisan 3-5 cm. Lapisan ini dipakai sebagai lapisan permukaan yang bersifat structural.

k. Latasbun

Lapis tipis asbuton dan bahan pelunak dengan perbandinagan tertentu yang dicampur secara dingin. Tebal padat maksimum 1cm. lapisan ini dipakai sebagai lapisan non structural (lapis permukaan).

l. Lataston (lapis tipis aspal beton “Hot Rolled Sheets” HRS)

Lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi menerus. Material pengisi (filter) dan aspal panas dengan perbandingan tertentu yang dicampurkan dan dipadatkan dalam keadaan panas. Tebal padat 2,5-3 cm. Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan structural.

m. Laston (lapis aspal beton)

Lapis yang terdiri dari campuran aspal keras (AC) dan agregat yang mempunyai gradasi menerus dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu tertentu. Lapis ini digunakan sebagai lapis permukaan yang structural dan lapis pondasi , (asphalt concrete base/ asphalt trade base).

n. Concrete block (con blok)

Blok-blok beton misalnya berbentuk segi enam disusun dioatas lapisan pasir yabg diratakan dengan maksud supaya air tidak tergenang diatas blok bbeton.

(b) Perkerasan kaku (rigid pavement)

Perkerasan yang mmenggunakan bahan ikat semen Portland, pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

Gambar . Struktural perkerasan kaku

Lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah memberikan sumbangan yang besar terhadap daya dukung perkerasan terutama didapat dari pelat beton . Hal tersebut disebabkan oleh sifat pelat beton yang cukup kaku sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan dibawahnya.

Jenis-jenis perkerasan kaku :

a. Perkerasan beton semen

Yaitu perkersan kaku dengan beton semen sebagai lapis aus. Terdapat empat jenis perkerasan beton semen :

i) Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan

ii) Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan

iii) Perkerasan beton semen bersambung menerus dengan tulangan

iv) Perkerasan beton semen pratekan

b. Perkerasan komposit

Yaitu perkerasan kaku dengan pelat beton semen sebagai lapis pondasi dan aspal beton sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku ini sering digunakan sebagai run away lapangan terbang

BAB III. PENUTUP

Section 1.04 KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan.

2. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas.

3. Material Penyusun jalan antara lain adalah Agregat dan dahan ikat.

4. Agregat merupakan bahan dasar penyusun jalan yaitu batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja.

5. Bahan ikat adalah bahan yang digunakan untuk melekatkan agregat yaitu semen, aspal dan tanah liat.

Section 1.05 SARAN

Dalam pembangunan sebuah jalan yang paling diperhatikan adalah kondisi gegografis lokasi. Kondisi tanah atau muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan lapisan agregat dan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

Disamping itu, pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan. Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam.

Section 1.06 DFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan[20 Nopember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/perkerasanjalan[20 Nopember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/daftar-jalan-di-indonesia[20 Nopember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/perkembangan-jalan-di-indonesia[20 N0pember 2009]

http://bung-hatta.info/berita_210.ubh[20 Nopember 2009]

http://slidshared.com/jalan/Makalah-teknik-sipil[20 Nopember 2009]

Tidak ada komentar: