Jumat, 06 November 2009

Varietas Beras dengan Komposisi Kimiawi Zat Penyusunnya

Beras merupakan daging buah dari tanaman Oriza Sativa L . Di Indonesia diantara berbagai macam makanan pokok berpati, beras merupakan sumber kalori yang penting bagi sebagian besar penduduk, dengan mensuplai kalori sebanyak 60 – 80 persen dan protin 45 – 55 persen. Menurut Araullo. Et al beras menyumbang kalori sebesar 253 kalori dan 354 kalori untuk setian 100 gram beras pecah kulit dan beras sosoh.
Pada biji padi atau gabah terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang dapat di makan yaitu kariopsis yang merupakan penyusun utama dan bagian yang tidak dapat dimakan yaitu kulit gabah atau sekam.

Penyusun dari bagian kariopsis ini terdiri dari 1-2 persen perikap. Aleuron dan testa 4-6 persen , lema ( sekam kelopak 2-3 persen dan endosperem 89-94 persen ). Komposisi dari kariopsis ini berbeda-beda yang kemungkinan di sebabkan oleh adanya perbedaan varietas beras dan perbedaan pola budidayanya.

Hasil penggilingan gabah pada umumnya akan diperoleh sekam antara 18-28 %, beras pecah kulit 72-82 persen atau beras giling (sosoh) 64-74 persen. Dedak 4-5 % bekatul halus 3 %.

Beras terdiri dari beberapa komponen yang meliputi Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin mineral dan komponen lainnya. Besar masing-masing komponen di pengaruhi oleh varietas, lingkungan budidaya dan metoda analisa yang dilakukan. Kandungan karbohidrat 74,9-77,8 persen , protein 7,1-83 persen, lemak 0,5-0,9persen.

Karbohidrat merupakan penyusun utama beras dan sebagian besar dari karbohidrat ini adalah pati, sedang karbohidat lain seperti pentosa dan selulosa, hemiselulosa dan gula hanya terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit, oleh karena itu pati merupakan fraksi terbesar dalam beras, maka sifat fisikokimia pati mempunyai peranan penting dalam penentuan sifat fisikokimia beras.

Komponen penyusun kedua setelah karbohidrat adalah protein, walaupun jumlah protein dalam beras tergolong kecil atau relatif rendah yaitu kurang lebih 8 persen pada beras pecah kulit dan 7 persen pada beras giling, mutu dari protein ini tergolong tinggi, karena kandungan lisin yang relative tinggi yaitu kurang lebih 4 persen dan protein dapat menghasilkan kalori sebesar 40-80 persen kalori. Nilai cerna protein beras sekitar 96,5 persen untuk biji gabah dan 98 persen untuk beras giling.
Kandungan protein dalam beras terdiri atas 5 persen albumin ( protein yang larut dalam air ), 10 persen globulin ( protein yang larut dalam garam), lebih dari 10 persen glutelin (protein larut dalam alcohol).

Kandungan lipid atau lemak merupakan penyusun ketiga setelah karbihidat dan protein, pada beras pecah kulit adalah 2,4-3,9 persen sedang pada beras giling adalah 0,3-0,6 persen, lipida tersebut dalam bentuk trigliserida datu lipid netral dan dalam asam lemak bebas atau lipid polar asam-asam lemak utama dalam lipida beras adalah asam palmitat, oleat dan linoleat.

Dalam endosperm terutama pati mengandung lipida fungsional. Fraksi utama dari lipid beras adalah asam oleat dan palmitat.

Penyusun berikutnya adalah vitamin, pada beras adalah dalam bentuk tiamin, riboflavin, niasin dan piridoksin, masing-masing berturut-turut 4ug/g, 0,6ug/g dan 50ug/g. Kandungan vitamin ini biasanya lebih tinggi pada beras pecah kulit daro pada beras sosoh, kadar riboflavin dalam beras rendah dan vitamin C tidak ada.


Hubungan Varietas dengan Komposisi Beras


Varietas beras sangat beragam dan dapat dilihat dari masing-masing daerah, misalnya beras varietas cianjur, beras solok, beras banyuwangi. Berdasarkan varietasnya dikenal adanya beras Rojolele, Beras bulu, Beras IR, Beras Cisadane dan lain-lain.
Beras dengan berbagai varietas ini memiliki komposisi penyusun yang berbeda-beda pula, terutama kandungan amilosa-amilopektin beras tersebut. Perbedaan komposisi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah pertanian, pemupukan, lingkungan tempat tumbuhnya dan iklim. Varietas-varietas indica yang ditanam didaerah tropis mengandung amilosa sedang sampai tinggi. Varietas Japonica yang umumnya di tanam di daerah sub tropis memiliki kandungan amilosa rendah dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kandungan amilosa dari 3 varietas yang dapat diisolasi yaitu beras indica, Japonica dan beras ketan masing-masing secara berurutan memiliki kandungan amilosa 25,5 persen, 14,8 persen, 0,99 persen.

Secara umum varietas beras dapat digolongkan ke dalam 3 golongan yang berdasarkan pada kandungan amilosanya yaitu : golongan amilosa rendah, sedang dan tinggi. Beras dengan golongan amilosa rendah mempunyai kandungan amilosa 10-20 persen, misalnya beras cisadane dengan kandungan amilosa 20 persen. Apabila kandungan beras tersebut antara 20-25 persen maka dapat digolongkan ke dalam amilosa sedang, contohnya adalah beras IR 64 dengan kandungan amilosa 24 persen, dan golongan amilosa tinggi dengan kandungan amilosa 25-32 persen, contohnya adalah beras IR 36 dengan kandungan amilosa 25 persen.

Perbandingan antara amilosa dan amilopektin ini di jadikan dasar atau merupakan factor tunggal dalam menentukan mutu rasa dan tekstur nasi. Kandungan amilosa tersebut berkorelasi positif dengan tingkat kelemahan, kelengketan, warna dan kilap. Semakin tinggi kadar amilosa volume nasi yang diperoleh makin besar tanpa kecenderungan mengempes, hal ini dikarenakan amilosa mempunyai kemampuan retrogadasi yang lebih besar.

Beras dengan kandungan amilosa tinggi menghasilkan nasi pera dan kering, sebaliknya beras dengan kandungan amilosa rendah menghasilkan nasi yang lengket dan lunak.

TUGAS BIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

USUS HALUS

(INTESTINUM)



ANELIDAKELOMPOK (XI PSIA I)

  1. I GD GEGIRANANG WIRYADI

SMA N 2 AMLAPURA

TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Di dalam mempertahankan hidup dan sebagai salah satu ciri dari makhluk hidup, manusia membutuhkan makanan. Makanan yang dikonsumsi oleh manusia itu tidak langsung digunakan oleh tubuhnya, melainkan hanya zat makanan saja yang sudah terpisah dari ampasnya. Untuk memisahkan zat makanan dari ampasnya itu tubuh manusia memiliki sistem yang disebut sistem pencernaan. Sistem prncernaan yang dimiliki oleh manusia terdiri dari beberapa bagian antara lain :

  1. RONGGA MULUT
  2. PHARINK
  3. ESOFAGUS
  4. LAMBUNG
  5. USUS HALUS
  6. USUS BESAR
  7. REKTUM
  8. ANUS

USUS HALUS (INTESTINUM)

Usus halus adalah salah satu bagian

dari alat pencernaan yang dimiliki oleh manusia. Usus halus merupakan

organ pencernaan yang berperan besardalam mencerna dan menyerap zat makanan yang telah dipisahkan dari ampasnya. Usus halus berupa tabung memanjang yang panjangnya sekiatar 6-8m.

A. BAGIAN-BAGIAN USUS HALUS

Usus Halus tersusun atas terdiri atas

vili-vili, otot melingkar, otot membujur, lapisan mukosa, dan epitelium. Villi-villi tersusun atas pembuluh darah, pembuluh linfa dan

sel goblat.Usus halus memiliki tiga bagian utama, yaitu :

1. Usus dua belas jari (duodenum), usus

usus ini memiliki panjang + 25 cm. Usus ini

mengeluarkan sekretin dan kolesistokenin.

Usus ini merupakan bagian dari usus halus

yang terletak setelah lambung dan

menghubungkannya ke usus kosong. Usus

dua belas jari merupakan usus yang terpendek

dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale

dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua

belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. terdapat kelenjar burner yang menghasilkan lendir (kelenjar buerner aalah kelenjar submukosa yang terletak di usus dua belas jari yang berfungsi memproduksi sekresi alkalisyang mengandung bikarbonat). Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot. Bagian-bagian dari usus dua belas jari yaitu ;

- Pars suoerior, dimulai dari akhir pilorus, kemudian akan membelok ke lateral kanan. Bagian ini memiliki panjang + 5cm.

- Pars decebdends, melanjutkan bagian pertama dan membentuk saluran lurus kebawah. Pada bagian ini terdapat muara dari duktus pankreatikus dan duktus biliaris communis yang menyatu menjadi duktus milaris hepatopankreatika. Dan juga terdapat sebuah tonjolan yang disebut papila duodeni.

- Pars horisontalis, membentuk saluran mendatar melewati vena cava inferior, aorta, dan tulang belakang.

- Pars ascendens, membentuk saluran menaik dan berakhir di awal usus kosong.

2. JejunumUsus kosong (jejunum),

panjangnya + 7 m. Merupakan bagian

dkedua dari usus halus, terletak diantara

usus dua belas jari dan usus penyerapan.

Usus kosong dan usus penyerapan

digantungkan dalam tubuh dengan

masenterium. Pemukaan usus kosong

berupa membran mukus dan terdapa

t jonjot usus (vili),yang memperluas

permukaan dari usus. Secara histologis

dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar burner dan dengan usus penyerapan yakni sedikitnya sel goblet dan plak penyeri.


3. Usus Penyerapan (ileum),

panjang usus ini 2-4 m. Disini tempat terakhir

penyerapan zat makanan. Merupakan bagian

terakhir dari usus halus. Ileum memiliki pH

antara 7 dan 8. usus ini juga berfungsi untuk

menyerap garam-garam empedu dan vitamin

B12.

B. KELENJAR USUS HALUS

Didalam mencerna usus halus menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh dinding usus halus. Enzim yang berupa getah tersebut dapat dihasikan oleh dinding usus halus sebanyak +3 per harinya. Getah-getah tersebut antara lain :

1. Getah Usus.

Getah usus terdiri dari :

- Sakarase, enzim sakarase berfungsi mengubah sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa

- Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa

- Laktose, berfungsi mengubah laktosa menjadi galaktosa

- Eripsinogen, yang diaktifkan oleh entirokinase menjadi eripsin yang berungsi sebagai pengubah pepton menjadi asam amino.

2. Getah Pankreas.

Pankreas menghasilkan getah pankreas yang menandung beberpa enzim, antara lain:

- Protease

Tripsinogen, diaktifkan menjadi tripsin

oleh entirokinase yang dihasilkan oleh

uodenum dan berfungsi menghidrolis

protein menjadi polipepton.

Kimotripsinogen, diaktifkan menjadi

kimotripsin oleh tripsin ysng berfungsi

membantu tripsin.

Peptidase, mengubah senyawa peptida

menjadi asam amino.

- Lipase

Berfunsi untuk menugbah lemak menjadi asam lemak dan gliserol

- Amilase

Berfungsi untuk menghidrolis pati(amilum) menjadi glukosa dan maltosa

- Nuklease

Berfungsi untuk memecah asam nukleat menjadi maltosa

- NaHCO , berfungsi sebagai penetral suasana asam dari lambung karena senyawea ini bersifat basa

3. Cairan Empedu

Cairan empedu berwarna kuning kehijauan yang diproduksi oleh hati dan bersifat basa yang pahit. Cairan empedu berfungsi untuk mengubah asam lemak menjadi emulsi lemak/sabun. Cairan empedu berupa :

- Air, sebagai plarut utama

- Mucin, untuk membasahi

dan melicinkan duodenum

agar tidak terjadi iritasi

pada dinding usus

- Garam empedu, mengandung

natrium karbonat (NaCO )

yang berfungsi menurunkan

tegangan permukaan lemak

dan air (mengemulsikan lemak)

kantung empedu

C. PROSES PENCERNAAN MAKANAN PADA USUS HALUS

Dari lambung, akibat dari gerakan paristalktik kim yang kim yang terdorong ke bagian pitorus. Di pitorus terdapat sfinkter yang merupakan jalan keluar kim dari lambung dan masuk ke dalam usus halus. Gerakan paristalktik membuat sfinkter pilori mengendur dalam waktu yang snat singkat yang menyebabkan kim masuk ke usus halus sedikiydemi sedikit. Kim yang masuk ke usus halus bersifat asam, karena sifat asam ini merangsang usus 12 jari utuk mengeluarkan hormon sekretin dan kolesistokenin. Selanjutnya kerjasama hormon ini merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya. Selaian itu hormon tersebut juga merangsang empedu untuk mengeluarkan cairan empedunya.

Hasil pencernaan kimiawi di usus halus adalahsari-sari makanan yang berupa asam amino, glukosa, asam lemak, dan gliseron. Asam amino dan glukosa diserap dan dibawa darah menuju hati, sedangkan asam lemak terlebih dahulu bereaksi dengan garam empedu dan bikarbonat membentuk sabun / emulsi lemak. Sabun dan gliserol diserap kedalam villi. Selanjutnya, didalam villi asam lemak melepaskan diri dari garam dapur dan mengikat gliserin sehingga membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk kembali masuk ke tengah villi yaitu ke dalam pembluh kil.

Melalui pembuluh kil(limfa) emulsi lemak menuju vena, sedangkan masuk kedalam darah menuju hati untuk dibentuk kembali menjadi empedu. Materi yang tidak dapat diserap di usus halus di dorong menuju ke usus besar (kolon). Dengan kata lain, didalm usus halus hanya terjadi pencernaan kimiawi dan penyerapan sari-sari makanan. Makanan dari mulut sampai ke usus halus memerlukan waktu + 4,5 jam.

Berikut bagan pencernaan di dalam makanan di dalam usus halus.

- Asam amino + gliserol di bawa darah menuju hati

- Asam lemak + garam empedu +bikarbonat sabun/emulsi lemak + gliserol

VILI


Asam lemak + gliserin Garam empedu

Lemak Darah

Villi Hati

Pembuluh kil Empedu

Vena

Bagian endokrin pankreas terdiri dari Pulau Langerhans, sedangkan bagian eksokrin pankreas terdiri dari sel-sel asiner. Hormon sekretin dan kolesitokrin merangsang bagian eksokrin pankreas agar mensekresi air, ion, enzim dan proenzim. Ion hasil sekresi pankreas ini mengandung bikarbonat yang nerfungsi menetralkan kim, sehingga enzim-enzim pankreas dapat berfungsi oftimal. Enzim hasil sekresi pankreas adalah lipase amilase dan tripsinogen yang belum akitif.

amilase amilum maltosa

entirokinase

Trisinogen tripsin protein dan pepton asam lemak + gliserol

Enzim-enzim inilah yang berperan dalam pencernaan kimiawi di dalam usus halus.

terima kasih

Semseman, 2008.

Lampiran :

Hal :

Yth. Direktur

Jl.

Dengan hormat

Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan yang dimuat pada harian 2008, bahwa memrlukan karyawan atau tenaga kerja.

Dengan ini saya,

nama :

tempat, tanggal lahir :

pendidikan :

alamat :

mengajukan lamaran pekerjaan untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut.

Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan :

Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya sampaikan untuk dapat dipertimbangkan. Besar harapan saya, Bapak atau Ibu berkenan untuk menerima saya untuk mengisi lowongan pekerjaan pada perusahaan Bapak atau Ibu.

Atas pertimbangan dan perhatian Bapak atau Ibu terhadap surat saya ini, saya sampaikan terima kasih.

Hormat saya

Tugas biologi

SISTEM EKSKRESI


KELOMPOK ANELIDA

XI PSIA IGEGIRANANG WIRYADI ( )


SMA N 2 AMLAPURA

2007/2008


SISTEM EKSKRESI

Setiap makhluk hidup melakukan metabolisme untuk mendapatkan energi untuk kebutuhannya. Disamping energi yang dihasilkan, juga ada sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuhnya. Sisa tersebut haruslah dikeluarkan agar tidak terjadi sesuatu yang mengganggu aktifitas makhluk yang bersangkutan. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme disebut ekkresi. Jadi ekresi adalah proses pengluaran zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dan di keluarkan bersama urine, keringat dan udara pernapasan.

SISTIM EKSKRESI PADA MANUSIA

Sistem ekskresi pada manusia meliputi alat-alat ekskresi, diantaranya berupa ginjal,kulit,paru-paru dan hati organ tersebut mengluarkan air, NH2,urea dan asam urat,kulit mengeluarkan air,urea dan garam tertentu dalam keringat, paru-paru mengluarkan gas CO2 dan H2O, hati mengluarkan zat warna empedu.

Gbr. Alat ekskresi pada manusia.

A. GINJAL

1. Struktur ginjal

Ginjal terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar atau korteks dan lapisan dalam atau medula. Di dalam ginjal terdapat satuan struktural dan pungsional terkecil yang disebut NEFRON. Nefron terdiri atas badan malpighi, yang tersusun oleh 6 lomeruhes dan kapsula (simpai) Bawman, tubulus kontortus proksimal, lengkung heule, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektius. Semua bagian nefron terdapat di korteks ginjal, kecuali lengkung heule di medula ginjal. Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.

Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

Gbr. Ginjal terletak di dorsal pinggang berjumlah sepasang

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.

2. Proses Permbentukan Urine

Proses pembentukan urine meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.

Gbr. Struktur dalam (anatomi) ginjal

  1. Proses Penyaringan (Filtrasi)

proses filtrasi terjadi dalam badan malphigi, yaitu pada gomelorus dan kapsula Bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glamerulus di saring oleh kapsula Bowman. Hasil filtrasi ini disebul fitrat glomerulus / urine primer. Proses filtrasi ini terjadi karena tekanan darah akibat pengembangan dan pengerutan artiriole aferen yang menuju dan meninggalkan glumerulus.

  1. Proses Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)

urine primer yang terbentuk masih banyak mengandung zat yang berguna bagi tubuh. Di dalam tubulus kontorti, zat yang masih berguna direabrorpsi oleh darah dari pembuluh yang menglilingi tubulus. Sebaliknya darah melepaskan zat sampah yang diangkut menuju tubulus.

Zat-zat yang duserap kembali meliputi : Air, gukosa, asam amino, ion-ion Na2+, sedangkan urea hanya diserap sebagian.

Hasil reabsorsi berupa urine sekunder / Filtrasi tubulus yang didalamnya mengandung garam, air, urea, dan pigmen empedu. Pigmen empedu ini berfungsi memberi warna dan bau pada urine.

  1. Augmentasi

Urine sekunder yang terbentuk pada proses reabsorpsiakan masuk ke dalam tubulus kolektivus. Pada tubulus ini, pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna dan menyerap kelebihan air. Pada fase ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl- dan urea sehingga terbentuk urine yang sesungguhnya. Dari tubulus kolektivus selanjutnya urine sesungguhnya ini dibawa ke peluis rendis kemudian mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara.

Darah difiltrasi menjadi Filtrat Glomerulus (Urine Primer) reabsorbsi di Tubulus Kontortus Proksimal menjadi Filtrat Tubulus (Urine Sekunder) augmentasi di Tubulus Kontortus Distal U R I N E.

Proses pembentukan urine

Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya urine, antara lain:

- zat-zat Dioritika. Kopi, teh, dan alkohol merupan merupakan zat diurit yang mampu menghambat reabsorpsi Na+ sehingga konsentrasi Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis ..postenor meningkat dan reabsorpsi air terhambat dan volume urine meningkat. Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes Insipidus.

- Jumlah cairan yang diminum (Balans cairan). Jika kitatidak minum sehari, konsentrasi darah menjadi rendah. Ini akan merangsang hormon ADH yang dapat meningkatkan reabsorpsi air ginjal sehingga volume urine menurun.

- Jumlah garam yang masuk.

- Suhu. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan respirasi, cepatnya respirasi menyebabkan volume urine menurun.

3. Gangguan pada Ginjal

a. Nefritis

Adalah kerusakan ginjal pada glomelurus akibat infeksi kuman yang dapat menyebabkan uremia da edema.

b. Glukosuria

Penyakit yang ditujukan oleh adanya glukosa pada urine, yaitu kadar glukosa dalam darah meningkat akibat kekurangan insulin.

c. Albuminuria

Penyakit yang ditujukan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine.

d. Hidronefosis

Adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat di alirkan keluar akibat adanya penyempitan ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.

e. Ketosis

Ditemukannya keton dalam urine, hal ini terjadi pada orang yang diet karbohidrat.

f. Hematuria

Ditemukannya eritrosit dalam urine, akibat peradangan organ urinaria.

g. Batu Ginjal

Ditemukannya suatu endapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kantung kemih ini diakibatkan penderita terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan air yang sedikit.

h. Polioria

Kelainan urine yang dikeluarkan tubuh amat banyak dan encer.

i. Oligourta

Urine yang dihasilkan sedikit kadang bahkan tidak sama sekali hal ini disebabkan kerusakan ginjal ter total

j. Inkontinensia

Keluarnya air kencing yang tidak terduga.

B. KULIT

Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Pada orang dewasa tebal kulit basa mencapai 0,01cm sampai 0,5 cm. Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.

Fungsi kulit antara lain:

  1. Pelindung tubuh dari kerusakan fisik seperti gesekan, panas atau zat kimia
  2. Mengatur suhu tubuh agar tubuh tidak banyak kehilangan air
  3. Mengekkresikan zat-zat sisa metabolisme dalam bentuk keringat
  4. Menerima rangsang dari luar, karena didalam kulit terdapat saraf perasa dingin (korpuskula klausse), saraf perasa tekanan (korpuskula paccini), dan saraf perasa panas (korpuskula ruffini)

  5. Tempat menyimpan cadangan makanan

Gbr. Struktur kulit.

Struktur kulit dan fungsinya

  1. Lapisan epidermis

Pada lapisan epidermis terdapat beberapa lapisan, yaitu:

a. Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas. Terdapat di permukaan kulit, tersusun dari sel-sel yang bersifat keras dan tahan dari air. Pada tempat-tempat tertentu lapisan mengalami penebalan, misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki. Fungsi dari lapisan ini adalah sebagai pelindung sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit.

b. Stratum lusidum. Lapisan berwarna kuning, terletak setelah stratum korneum.

c. Stratum granulosum yang mengandung pigmen. Merupakan lapisan kulit berpigmen. Berfungsi untuk mengganti sel-sel di lapisan stratum korneum yang rusak. Lapian ini berasal dari desakan sel-sel yang terbentuk di lapisan malphigi, pada stratum granulosum terjadi akumulasi kratin yang menyebabkan sel-sel pada lapisan ini kehilangan nukleus yang akhirnya mati.

d. Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.merupakan lapisan basal yang sel-selnya aktif membelah untuk membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini memproduksi pigmen melanin, pigmen ini yang nantinya akan menentukan warna kulit. Melanin dapat melindungi jaringan agar terhindar dari sinar ultraviolet.

  1. Lapisan dermis

Terletak di bawah lapisan epidermis, lebih tebal dari lapisan epidermis. Terdapat bagian-bagian pada lapisanini, antara lain:

a. Pembuluh darah.

Pembuluh darah isini berfungsi untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke lapisan epidermis dan lapisan dermis. Selain itu juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh.

b. Folikel rambut.

Merupakan kantung yang mengelilingi akar rambut. Dari forikel akan tumbuh rambut yang berwarna hitam, warna hitam disebabkan karena adanya melanin.

c. Kelenjar minyak (glandula sabacea).

Berfungsi menghasikan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut. Selain itu juga berfungsi untuk melundungi kulit dari bakteri. Pada kulit yang terdapat jaringan lemak (jaringan adipose), dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan.

d. Kelenjar keringat (glandula sudorifera).

Kelenjar keringat pada kulit berfungsi berbentuk seperti pembuluh yang mengembung, tersusun dari sel-sel yang berfungsi menyerap cairan di sekitar kapiler dan menyimpan di dalam pembuluh. Kelenjar ini mengalami desakan ke parmukaan kulit dan jika mendapat rangsangan dari lauar ataupun dalam tubuh akan mengeluarkan keringat.

Kelenjar miyang menghasilkan minyak yang penting untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut, sedangkan kelenjar keringat terdapat di selurh permukaan tubuh dan jumlahnya 25 juta. Permukaan tubuh yang paling sedikit terdapat kelenjar keringat adalah telapak tangan, ujung jari dan kulit muka. Aktivitas kelenjar keringat bekerja di bawah pengaruh pusat pengaturan suhu di hipotalamus dengan enzim brandikin. Fungsi hepatolamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalui hipotalamus lebih rendah dari suhu normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan ragsangan ke kulit untuk mengurangi kecepatan hilangnya panas dengan cara mengurangi aliran darah melewati pembuluh darah permukaan dan mengurangi pembentukan keringat.

Dalam keadaan normal (beraktivitas biasa) tubuh kita menguluarkan keringat sebanyak 500cc per jam.

Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  1. Aktivitas tubuh yang maeningkat menyebabkan keluarnya keringat lebih banyak.
  2. Suhu lingkungan
  3. Gunangan emosi
  4. rangsangan sarafsimpati akibat emosi akan memperkecil pengeluaran keringat.

Gangguan dan kelainan pada kulit

  1. Jerawat.

Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh aktivitas kelenjar lemak yang berlebihan, adanya gangguan pada proses pengelupasan kulit, serta adanya bakteri di permukaan kulit.

  1. Eksim atau Dermatitis.

Gangguan yang disebabkan oleh alergi, stres bawaan, ataupun kontak dengan penyebab iritasi.

  1. Panu dan Kurap.

Merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini biasanya tumbuh di daerah lipatan –lipatan kulit yang dipicu oleh kelembaban. Gejala yang tampak pada gangguan kulit ini antara lain gatal-gatal, bersisik, berwarnaputih (panu) dan kemerahan (kurap).

  1. Kusta.

Kelainan pada kulti yang disebabkan Microbackterium leprae. Gejalanya biasanya terdapat benjolan-benjolan kecil berwarna merah muda atau eunguan pada kulit. Benjolan ini dapat menyebar berkelompok, hingga dapat mencapai ke mata dan hidung serta menyebabkan pendarahan.

Cara perawatan dan penjagaan kesehatan kulit.

  1. Menjaga kesegaran kulit dengan air.
  2. Olah raga yang cukup
  3. Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari
  4. Menghindari rokok
  5. Menghindari alkohol
  6. Menghindari stres

C. PARU-PARU

Selain sebagai alat pernafasan, paru-paru juga bergfungsi sebagai alat ekskresi, mengeluarkan zat sisa oksidasi. Proses pembakaran zat makanan dalam sel-sel tubuh disebut oksidasi biologi. Oksidasi biologi menghasilkan zat sisa berupa gas CO2 dan uap air (H2O) yang kemudian diangkut oleh darah dari jaringan ke paru-paru untuk selanjutnya dikeluarkan ke luar tubuh saat ekspirasi.

Pada dasarnya CO2 diangkut dalam plasma darah dalam bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Proses berantai tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Darah pada alveolus paru-paru mengikat oksigen dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan
  2. Dalam jaringan, darah mengikat CO2 untuk selanjutnya dikeluarkan bersama H2O dalam bentuk uap air.

Reaksi kimianya sangat rumit tersebut dapat dituliskan seperti

CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+

Ion H+ yang bersifat racun diikat oleh hemoglobin, sedangkan HCO- dikeluarka dari sel darah merah masuk ke dalam plasma darah kemudian kedudukan HCO3- digantikan oleh ion Cl- dari plasma darah.

D. HATI

Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuhdan merupakan salah satu organ terpenting dalam ekskresi. Fungsi hati antara lain:

1. menyimpan gula dalam bentuk glikogen

2. menawarkan racun

3. tempat pembentukan dan pembongkaran protein dan sel darah merah(eritrosit).

Sebagai alat ekskresi, hati mengeluarkan empedu, yaitu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6 ,mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen(zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverolin.

Hati juga menghasilan enzim orginase yang Gbr. Hati manusia

berfungsi untuk menguraikan asam amino orginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Dalam sel-sel tubuh, organitin diubah menjadi asam amino sitrolin.

Sitrolin juga berfungsi mengikat NH3 menjadi orginin yang hanya dapat dipecah dalam hati, sedangkan urea dan hati diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.

Dalam hati terdapat histiosit yang bertugas menangkap dan merombak eritrosit yang telah tua. Setiap detik, setiap detik tubuh memproduksi + 10 eritrosit dan sejumlah itu pula eritrosit dirombak oleh hati. Hemoglobin dari sel darah merah dirombak menjadi globin dan hemin yang mengandung zat besi, disimpan dalam hati dan kemudian dikembalikan kesumsum tulang. Globin dipakai kembali dalam metabolisme dan juga akan digunakan kembali untuk membentuk hemoglobin yang baru. Hemin akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang tersimpan dalam kantung empedu. Dari kantung empedu, zat ini akan dikeluarkan ke usus dan selanjutnya keluar bersama feses. Bilirubin yang berwarna hijau kebiruan akan dioksidasi sehingga berwarna kuning kecoklatan, zat inilah yang memberi warna pada urine dan feses.

SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN

Hewan Invertabrata

1. Protozoa.

Misalnya pada Amoeba dan Paramaecium, belum memiliki alat khusus untuk ekskresi. Pada organisme ini CO2 dan urea dikeluarkan vakuola kontraktil yang bekerja sel pesiodik.

2. Porfera.

Sama halnya dengan protozoa, porifera belum memiliki alat ekskresi yang khusus, sisa metabolisme dikeluarkan langsung secara difusi yaitu dari sel epidermis menuju lingkungan.

3. Coelentrata

Coelentrata belum memmuliki alat ekskresi yang khusus, semua sisa metabolisme dikeluarkan secara difusi.

4. Platyhelmintes

Alat ekskresi platyhelminthes seperti pada planaria berupa sel-sel berambut getar. Karena rambut getar tampak seperti api, maka sel-sel ini disebut sel api (flame sel) atau protonefrida.

Sistem ekskresi pada planaria terdiri atas saluran ekskresi dan lubang ekskresi. Sel api terdapat di dalam jaringan tubuh dan berhubungan dengan saluran ekskresi. Kelebihan air dan zat sisa yang berbentuk cair yang ada pada jaringan tubuh akan dimasukkan ke dalam sel api. Dengan getaran silia yang terdapat pada sel api, zat sisa terdorong ke dalam saluran pertama, kemudian masuk ke saluran kedua yang lebih besar, dan pada akhirnya ke luar tubuh melalui lubang-lubang yang terdapat pada permukaan tubuhnya.

5. Annelida

Alat ekskresi pada anelida disebut Nefridda, yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya yang jumlahnya sepasang. Nefridia dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut nefroston. Nefroston berfungsi untuk menarik dan mengambil cairan tubuh.

Cairan tubuh di tarik ke nefrostom oleh gerakan silia dan otot. Pada saat cairan tubuh mengalir melalui nefridium, zat yang diperlukan tubuh seperti air,zat makanan dan ion- ion diserap untuk diedarkan ke seluruh tubuhmelalui darah, sementara zat-zat sisanya seperti air, senyawa nitrogen (amonium dan ureum), dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh akan ditampung di kantung kemih dan akan. Zat sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui nefridior (lubang nefriolium), dan garam.

6. Insekta

Alat ekskresi pada hewan berupa pembuluh malpighi, yaitu berbentuk buluh buluh halus berwarna kuning. Tubulus malpighi terletak diantara rusuk tengah dan usus belakang.

Pembuluh malpighi berfungsi sebagai ginjal dan juga sebagai paru-paru dan mengeluarkan zat sisa berupa CO2.

Zat-zt sisa metabolisme diserap dari cairan jaringanoleh tubuh malpighibagian ujung distal. Dari bagian ini cairan masuk ke bagian proksimal ke pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengadung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksoskleton (rangka luar)

7. Molusca

Alat ekskresi moluska berupa ginjal ’nefridia’. Umumnya ginjal ini dihubungkan pada rongga perikardium.

Hewan Vertabrata

1. Pisces

Alat ekskresi pada aves berupa sepasang ginjal. Opistonefros yang merupakan tipe ginjal primitif. Di dalam ginjal opistonefros tidak ada glomelurus(tidak ada filtrasi). Pada ginjal ini tubulus bagian anterior telah lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis, serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan di bagian posterior.

Mekanisme ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air asin atau laut. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan amonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insangserta mengeluarkan urine dalam jumlah besar. Sedangkan pada ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMD) yang memberi bau khas pada ikan laut, mengekskresikan ion-ion lewat insang serta mengeluarkan urine sedikit.

2. Amfhibia

Anggota amphibia misalnya katak, memiliki alat ekskresi berupa ginjal opistonefros. Pada katak betina saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal katak dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria.

3. Reptil

Alat ekskresi pada reptilia, misalnya kadal berupa ginjal metonefros yang lebih maju dari pada ikan yang menggunakan ginjal opistonefros. Hasil ekskresi re[tilia berupa asam urat berbentuk pasta berwarna putih. Reptilia hanya menggunakan sedikti air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun.

4. Aves

Aves mempunyai alat ekskresi berupa ginjal metonefros. Unggas tidak memiliki kantung kemih sehingga ginjal berhubungan ureter menuju kloaka. Tabung ginjal burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolismenya sangat tinggi. Sampah yang mengandung nitrogen dibuang melalui kloaka dalam bentuk asam urat bercampur feses.

­­­____------bond's------____